Forgotten Bible and Melted Chocolate

Aku hanyalah seorang yang tua dan bodoh, mencoba mengerti namun gagal menasehatimu. Mungkin kau memang terlalu pintar untuk mendengarkan omonganku. Saat kau menutup pintu untukku, biarlah aku mengira semua ini kesalahanku, karena aku bodoh dan tak pernah mengerti.

Monday, February 13, 2006

DI HARI KASIH SAYANG, AKU MENGINGATMU

Tetapi deritamu adalah derita manusia selama ribuan tahun lamanya
Memberikan sekerat daging kita kepada serigala yang sama:
Para pencari kesenangan sementara.
Sedangkan kita menyangka akan bisa meneguk anggur itu
Untuk selamanya.

Tetapi rasa sakit itu seperti belatung yang tumbuh dalam dirimu
Dari hari kehari menggerogoti bagian jiwamu yang sirna
Waktu tak akan kembali berpihak.
Sedangkan tubuhmu mengembara tak tentu arah
Dalam kegelapan.

Meskipun begitu hadapilah kenyataan detik ini juga:
Semua yang berlalu telah mati!
Maka tumbuhkanlah tanaman baru di atasnya.
Jangan membusuk dalam nafas dendam,
Karena kebodohan tidak akan pernah terbayar
Hanya dengan mengutuk seonggok sampah.

Meskipun begitu hadapilah yang berubah dalam jiwamu:
Pelajaran termahal telah usai!
Maka belajarlah bercermin dalam takdir itu.
Jangan terpuruk dalam ruang lama.
Karena kehidupan belum akan berakhir,
Meski batinmu terluka terhempas jauh.

Tetapi deritamu hanyalah penjara yang semu jikalau engkau bisa bertahan,
Mengeringkan setetes lagi air matamu kepada duka silam.
Lepas pelukan kesenangan sementara.
Saatnya engkau melangkah pulang untuk membasuh lumpur itu
Dari dalam batin.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home